Siapa yang tak mengenal tanaman jahe? Pasti semua orang sudah mengenal tanaman herbal yang satu ini. Tanaman jahe sangat terkenal di seluruh dunia tak terkecuali dengan Indonesia karena sejuta manfaat dan khasiatnya. Jahe merupakan salah satu tanaman jenis rimpang yang dapat tumbuh subur di daerah tropis.
Komoditas tanaman jahe bisa dibilang sangat menjanjikan, mengingat tanaman yang satu ini banyak dibutuhkan baik itu dalam bidang kesehatan, kecantikan, makanan, sampai dengan industri. Tak heran banyak orang yang ingin sekali melakukan usaha budidaya tanaman jahe.
Namun bagi sebagian orang yang tak memiliki lahan yang lebar bukan berarti tidak bisa melakukan usaha budidaya tanaman jahe. Mengingat jahe sendiri merupakan salah satu tanaman yang mudah hidup di mana saja, sehingga dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam tanaman herbal yang satu ini.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak menanam atau melakukan budidaya jahe yang memanfaatkan lahan pekarangan rumah. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat yang digunakan untuk budidaya seperti:
1. Polybag
Penggunaan polybag untuk budidaya tanaman di pekarangan rumah sangat efektif karena dapat menghemat ruang tanam. Untuk budidaya tanaman jahe sebaiknya menggunakan polybag dengan kapasitas 5 kg.
2. Tanah
Media tanam jahe adalah tanah. Jadi sediakan tanah yang cukup untuk keperluan budidaya. Pilih tanah yang subur dan berhumus agar jahe bisa tumbuh dengan subur.
3. Pupuk
Pupuk sangat diperlukan untuk menutrisi tanaman jahe yang telah ditanam. Usahakan untuk menggunakan pupuk organik agar hasilnya bisa lebih berkualitas.
4. Sekam
Sekam digunakan untuk campuran tanah agar lebih gembur dan kualitasnya menjadi lebih baik.
Setelah semua bahan yang dibutuhkan untuk budidaya tanaman jahe telah siap, selanjutnya langsung masuk ke proses budidaya.
1. Pengolahan Tanah
Pertama-tama yang harus dilakukan adalah mengolah tanah. Caranya adalah dengan mencampurkan tanah, pupuk organik, dan sekam dengan perbandingan 3 banding 1 banding 1. 3 untuk tanah dan 1 untuk pupuk dan sekam.
2. Pembenihan
Benih atau bibit jahe yang digunakan untuk budidaya sebaiknya adalah bibit yang berkualitas. Caranya adalah dengan mengambil dari indukan yang sehat. Caranya adalah dengan mendiamkan jahe berkualitas di tempat yang lembab dan tertutup hingga tumbuh tunas. Selanjutnya ambil indukan dan potong menjadi bibit kecil. Sebelum ditanam, rendam bibit ke dalam larutan agrimicin 0,1 % selama 8 jam kemudian angkat dan keringkan.
3. Penanaman
Penanaman bisa dilakukan dengan cara mengisi polybag dengan tanah yang sudah diolah hingga memenuhi 3 per 4 wadah. Setelah itu masukkan bibit jahe yang sudah disiapkan tadi.
4. Perawatan
Perawatan tanaman jahe dalam polybag tidaklah sulit. Pada umumnya jahe akan tumbuh besar selama kurang lebih 3 bulan. Selama itu lakukan penyiraman secara rutin utamanya saat minggu pertama. Selain itu juga lakukan pemupukan.
Pemupukan bisa dilakukan dengan menggunakan campuran pupuk urea dengan KCl pada saat jahe berusia kurang lebih 1 bulan dengan perbandingan 3 banding 4.
Takaran pupuk adalah 1 sendok teh. Namun pada saat jahe berumur lebih dari 3 bulan, kurangi dosis menjadi setengan sendok teh. Perawatan lainnya adalah dengan cara membersihkan tanaman dari gula dan pembuatan drainase agar jahe tidak membusuk.
5. Pemanenan
Pada umumnya pemanenan jahe bisa dilakukan pada saat jahe berumur 8 bulan, namun juga tergantung jenis atau varietas jahe yang ditanam.
Sumber foto dan artikel: http://jokowarino.id/tips-menanam-jahe-di-pekarangan-rumah/